Selasa, 25 Maret 2008

Silabus Bimbingan Konseling

SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tahun Pelajaran : 2006 - 2007


Sekolah : SMA Negeri 60 Jakarta Kelas : XII Semester: 5


Sub Tugas Perkembangan :

Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


BIDANG

BIMBINGAN

KOMPETENSI

YANG DIHARAPKAN

MATERI PELAYANAN BK

KEGIATAN

KETERA

NGAN

LAYANAN

PENDUKUNG

PENILAIAN

1

2

3

4

5

6

7









































Pribadi :


1.Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa


2.Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baikdalam

kehidupan sehari- hari maupun untuk perannya di masa depan



Sosial :

Aspek- aspek dalam kehidupan beragama






















Belajar:

Usaha berfikir dan meng- optimalkan fungsi pikir akan mendatangkan pahala























Karier:

Aspek-aspek bekerja dan pengembangan karier dalam kehidupan beragama


1.Memiliki keyakinan dan ketagwaan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya








1.1. Memahami diri sendiri dan eksistensi diri manusia sebagai machluk Tuhan


1.2. Mensinergikan dzikir, fikir dan ikhtiar











2.Memiliki dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan dalam kehidupan


2.1. Menyadari tugas dan kewajibannya sebagai mahluk Tuhan YME


2.2. Membangkitkan rasa spiritual dan rasa bertanggungjawab untuk memikirkan peran sendiri dalam kehidupan ini


2.3. Meningkatkan kecerdasan spiritual dengan menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan setiap individu



2.4. Menghiasi diri dengan sifat-sifat unggul





























  1. ESQ Mendasari Perencanaan Masa Depan


    1. Kesuksesan individu dalam kariernya,

akan diawali adanya suatu perencanaan masa depan yang didasari adanya kecerdasan emotional dan sprititual (esq). Dan individu dikatakan sukses , bilamana yang bersangkutan berguna baik bagi dirinya maupun bagi orang lain Kesuksesan yang dimaksud meliputi; akademis dan non akademis, talenta dan pengalaman Pemahaman EQ (Emotional Quotient)

* Sukses akademis ; mampu menyelesaikan studi lanjut S1,S2,S3 hasil karyanya dapat bermanfaat dan diakui bagi orang lain (dokter, guru, desainer.dll)

* Sukses non akademis ; hasil karyanya yang diperoleh dari pengembangan diri tanpa melalui jenjang perguruan tinggi, dapat dipergunakan dan diakui manfaatnya oleh orang lain (penjahit, kapster,dll.)

* Sukses talenta ; keberhasilannya dari pengembangan bakat yang dimiliki (penyanyi, pegulat, dll)

* Sukses pengalaman ; keberhasilan yang diperoleh dari kerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh.


    1. Dimensi IQ, EQ, SQ pada satu garis orbit God Spot

Setiap individu secara garis besar memiliki kemampuan intelektual, emosi dan spiritual

  • Kecerdasan Intelektual ; kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta efektiv dalam mengolah dan menguasai lingkungan dengan menggunakan akal logika.

  • Kecerdasan Emosi ; kemampuan memotivasi diri dan bertahan menghadapi frustasi serta mampu mengendalikan dorongan hati, mengatur serta memelihara suasana hati

  • Kecerdasan Spiritual ; kemampuan individu dalam menjalin hubungan dengan Tuhannya, mampu berpikir kreatif, berwawasan jernih dan berisikan suara hati


ESQ (Emotional Spiritual Quotient) adalah mekanisme me “manage” ketiga dimensi Inteltual, Emotional dan Spiritual.


Tugas 1:

Siswa diberikan tugas , menuliskan kunci kata hati ; 10 sifat positp dan 10 sifat negatip dan tanggapan


Tugas 2 :

Siswa diberikan tugas menilai diri sendiri secara jujur , bila mencapai 100 berarti memiliki SQ yang luar biasa.



    1. ESQ Sebagai Dasar Perencanaan Masa Depan


ESQ diperlukan oleh setiap individu agar dapat bertindak arif –bijaksana , dapat menyikapi segala sesuatu dengan lebih jernih dan cenderung mengisi kehidupan dengan bermakna.


Tugas 3 :

Siswa diberikan tugas meneliti barometer suasana hati dengan aplikasi dan realitas yang terdapat pada diri sendiri.


Kecakapan hidup yang dapat

dikembangkan pada kegiatan ini, adalah :

  • Pengembangan eksistensi diri sebagai machluk Tuhan, sosial dan lingkungan

  • Kesadaran potensi diri dan dorongan untuk mengembangkannya.



1.

Informasi














2. Orientasi


















3. Pembelajaran





















4. Konseling

Kelompok
























5. Konseling

Individu

1.

APIN

(Aplikasi Instrumentasi Bimbingan)


Non Tes


2.

Alih Tangan Kasus




















































Non Tes:

1)

format isian 10 sifat positif dan 10 sifat negativ yang dimliki serta tanggapan

2)

format isian penilaian diri sendiri








3)

format

Tes SQ, dorongan Suara Hati


2.

Alih Tangan kasus

(bagi siswa yang memerlukan memperoleh pelatihan ESQ secara pribadi maupun kelompok)

1.

Laiseg

(Penilaian segera)


2. Laijapen

(Penilaian jangka pendek)


3. Laijapang

(Penilaian jangka panjang)














































1.

Laiseg

(Penilaian segera)

mengetahui kunci kata hati ; 10 sifat positif –negatif

2. Laijapen

(Penilaian jangka pendek)

penlaian diri sendiri secara jujur, bila perolehan nilai 100, siswa memiliki SQ yang luar biasa

3. Laijapang

(Penilaian jangka panjang)

siswa ada pada satu garis orbit, dimensi spiritual bersifat universal

1.Alokasi waktu:


awal tahun pelajaran (Juli / Agustus 2006


2. Sumber Belajar


a)

Buku Modul BK kelas kelas III ’03, kelas XII ’04 , kelas XII ‘06


b)

Internet mailinglist ESQ L.C.


c)

Pelatihan ESQ.


d)

Seminar ESQ Learning Super Memory


3. Kerjasama:


a)

GP/ Konselor lainnya


b)

Guru Agama

Rohis dan Rokris


c)

Wakasek Sarana Prasarana


d)

Wakasek Kesiswaan


e)

Mengundang pakar ESQ khusus untuk remaja


Selasa, 11 Maret 2008

memahami perkembangan remaja

Memahami Perkembangan Kita

Orang bilang, masa remaja itu masa yang paling indah, ekspresif, produktif. Tapi, kita juga dibilang sok tau, seenaknya, dan kurang bisa menghormati orang dewasa. Jadi, kita sebenarnya gimana, sih?

Ada berbagai aspek perkembangan yang kita alami, antara lain berkaitan dengan aspek sosial, emosional, konsep diri, heteroseksual dan kognitif. Yuk kita bahas satu-satu.

<>

Perkembangan sosial

Semula kita memang bertingkah laku sebagai anak-anak, ketika kita dalam tahap usia anak-anak, kemudian menjadi remaja lalu serta-merta orang dewasa memosisikan kita bisa berperilaku dewasa, menyesuaikan diri dengan peran-peran dewasa dan melepaskan diri dari peran-peran sebagai anak-anak. Di sinilah titik pangkal yang menyebabkan kita berada dalam kondisi yang sulit. Maka, timbullah kebutuhan kita, misalnya akan identitas diri, individualitas bahkan kebutuhan akan kemandirian. Nah, ketika kebutuhan tersebut muncul dan orang dewasa tidak memahaminya, lagi-lagi inilah yang sering menjadi sumber permasalahan kita dengan orang dewasa atau lingkungan kita.

Kita mungkin pernah mengalami kebingungan ketika menghadapi benturan nilai teman-teman dengan ortu. Rasanya sudah enggak sabar ingin lepas dari pengaruh ortu, berusaha mandiri, dan punya keputusan sendiri. Misalnya memutuskan untuk tampil cool dengan ikutan merokok bareng teman-teman lain. Padahal, merokok amat sangat dilarang oleh ortu.

Benturan nilai ini akan sering kita hadapi. Pada contoh yang lebih ringan adalah pemberlakuan jam malam. Kita mungkin harus sudah sampai rumah paling telat pukul sepuluh. Jadi, selamat tinggal party-party yang baru mulai pukul sepuluh malam. Sementara itu, banyak teman yang orangtuanya membolehkan mereka ikutan party sampai tamat.

"Perang dunia" menahun bakal terjadi, dan bukan enggak mungkin bakal kronis, jika kita bukan tipe anak yang punya hubungan hangat dengan orangtua. Hubungan itu malah akan membangun semangat saling mau mengerti antara kita dan ortu. Iyalah, ortu mana sih yang rela melepas anaknya pulang malam untuk datang ke acara (yang menurut mereka) enggak juntrung? Sebaliknya, anak mana sih yang enggak ngomel berat dilarang datang ke party paling cool sedunia sama ortunya?

Hubungan yang hangat dalam keluarga membuat kita mau menerangkan perasaan kita. Dan, ortu pun akan rela hati mendengarkan kita, juga mau menjelaskan alasan pelarangan itu dalam bahasa yang nyantai. Seringnya membuat kesepakatan antara kita dengan ortu, akan sangat membantu perkembangan diri kita. Termasuk perkembangan kehidupan sosial kita

Perkembangan emosi

Bentuk atau jenis emosi pada manusia itu ternyata banyak, misalnya; takut, khawatir, cemas, marah, sebal, frustrasi, cemburu, iri hati, ingin tahu, sayang, cinta benci dukacita, bahagia, dan masih banyak lagi. Lalu apa hubungannya dengan kita? Ternyata jenis atau bentuk emosi yang disebut tadi memiliki ciri-ciri perkembangan yang berbeda-beda dalam setiap tahapan perkembangan manusia. Dalam tahap remaja seperti kita sekarang ini ciri-ciri perkembangan emosi kita sebagai berikut:

• Lebih mudah bergejolak dan biasanya diekspresikan dengan meledak-ledak.

• Kondisi emosional yang muncul tadi berlangsung lama, sampai akhirnya kembali dalam keadaan semula.

• Emosi yang muncul sudah bervariasi, bahkan kadang bercampur-baur antara dua emosi yang (sebenarnya) bertentangan. Misalnya, benci dan sayang dalam satu waktu.

• Mulai muncul ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi (sayang, cemburu, dan sebagainya).

• Mudah tersinggung dan merasa malu, karena umumnya sangat peka terhadap cara orang lain memandang kita. Tapi ini juga sangat tergantung dari perkembangan konsep diri kita.

Lalu bagaimana sebaiknya kita menghadapinya? Agar semuanya terjadi secara wajar, kita perlu upaya pengendalian emosi ataupun juga menghindari beban emosi. Caranya:

• Kita harus belajar menghadapi segala situasi itu dengan sikap yang rasional.

• Kita juga harus menghindari penafsiran yang berlebihan terhadap situasi yang dapat membangkitkan emosional. Kalau mengalami sesuatu yang bikin marah atau sedih, jangan kebawa emosi dulu.

• Memberikan respons terhadap situasi dengan pikiran maupun emosi yang tidak berlebih-lebihan, proporsional sesuai dengan keadaannya, dengan cara yang bisa diterima lingkungan sosial kita.

• Mengemukakan emosi positif kita (senang, bahagia, sayang) dan juga yang negatif (sebal, sedih, marah) secara benar dan proporsional.

Perkembangan konsep diri

Konsep diri ini berkenan dengan perasaan dan pemikiran kita mengenai diri kita sendiri, karena atas penilaian sendiri maupun penilaian dari lingkungan sosial kita. Misalnya kalau kita enggak puas terhadap kondisi fisik, maka konsep diri menjadi buruk. Hal ini membuat kita merasa rendah diri. Begitu pula sebaliknya, konsep diri positif bila kita menilai fisik kita menarik dan sesuai dengan yang diinginkan. Kalau kita dinilai oleh orang lain, misalnya sebagai remaja yang bisa gaul, pandai dan hal-hal yang positif lainnya, maka semangat positif itu dapat meningkatkan konsep diri dan ke-PD-an kita.

Salah satu ciri dari perkembangan konsep diri kita sebagai remaja ialah cenderung negatif antara lain karena berkembangnya fisik yang cukup drastis, kadang juga kurang proporsional (badan memanjang tapi kurus, bulat gemuk, dan sebagainya), merasa selalu diperhatikan orang lain atau menjadi pusat perhatian orang lain, memiliki aspirasi yang tinggi tentang segala hal.

Perkembangan kognitif

Dalam perkembangan ini perilaku yang muncul, misalnya kritis (segala sesuatu harus rasional dan jelas), rasa ingin tahu yang kuat (perkembangan intelektual kita merangsang untuk harus mengetahui segala sesuatu, dalam tahap ini muncul keinginan untuk bereksplorasi) dan egosentris (segala sesuatu masih dilihat dari sudut pandangannya).

Jadi, enggak usah terkaget-kaget dengan komentar orang dewasa terhadap diri kita, ya. Malah kalau perlu, beri mereka penjelasan bahwa beginilah perkembangan remaja. Bisa jadi, kita bakal terlihat lebih dewasa dibanding para orang dewasa itu.

Good luck!

YAHYA MA’SHUM DAN CHATARINA WAHYURINI (sumber: Modul PKBI)

Search :

Berita Lainnya :

·

"Drag Race" Enggak Cuma Adu Kencang

·

Memahami Perkembangan Kita

·

Telepon" Cordless", "Handphone" Paling Murah

·

Senang-senang di Hari Senin

·

CURHAT



Pisol Iswahyudi

106013000310

Perkembangan Remaja Putra-Putri (I)
Sumber Bahan
Judul Buku/Buletin : kaset TELAGA No. T056A
Penulis/Narasumber : --
Penerbit : --
Halaman : --

Yang disebut remaja adalah anak-anak yang berusia sekitar 11 -- 20 tahun. Masa remaja adalah masa pertumbuhan, jadi anak-anak remaja ini belum mencapai bentuk akhir dari tubuhnya.

Bagi remaja pria, pada waktu-waktu tertentu suaranya akan berubah sebagai bagian dari perubahan fisik yang khas bagi pria. Yang penting hal ini dirayakan, dalam pengertian dimengerti dan disambut. Jangan sampai si anak pria ini menjadi malu karena diolok-olok oleh orang tuanya, suaramu kok jadi begini, sebentar kecil, sebentar keras, sebentar tinggi, sebentar rendah, sebentar seperti perempuan, kok tidak pecah seperti pria lainnya. Hal seperti ini sebaiknya jangan dipermasalahkan oleh orang tua.

Remaja putri juga mengalami suatu perubahan yang besar ketika dia mengalami masa haidnya yang pertama. Perubahan yang paling utama dan yang pasti terjadi dalam diri remaja, baik yang putra maupun yang putri adalah terjadi perubahan hormonal. Di mana mulailah diproduksi hormon-hormon pria pada diri si anak atau remaja pria. Misalnya, hormon testosteron, akibat hormon ini remaja pria mengalami perubahan pada suaranya, juga perubahan pada bentuk tubuh dengan akan munculnya bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tidak ada pada remaja putra. Tanda jelas lainnya adalah pada umumnya dengan adanya perubahan hormon tersebut, si remaja putra mulai mengembangkan rasa ketertarikan kepada lawan jenisnya, yaitu wanita. Dan rasa ingin dikagumi serta disukai oleh wanita ini adalah salah satu ciri yang dominan dalam perkembangan remaja putra. Sebenarnya, ini merupakan suatu masa yang unik bagi manusia yang menginjak usia remaja putri dan remaja putra. Karena menurut teori, dan memang kenyataannya kita lihat, secara fisik perempuan itu pada masa ini tinggi dan ukuran badannya bisa jauh lebih tinggi duluan daripada remaja putra.

Ada perbedaan antara remaja putra dan putri dalam hal siapa yang akan disukai. Remaja putri cenderung menyukai remaja putra yang matang, lebih besar, suaranya lebih berat, serta pikirannya juga lebih matang, dia akan memiliki daya tarik yang kuat. Karena kebanyakan remaja putri menyenangi figur-figur pria yang seperti itu.

Yang mungkin menjadi masalah adalah tidak semua remaja pria itu bisa bertumbuh tinggi dan juga tidak semua remaja putri itu tubuhnya langsing-langsing. Di sini peranan orang tua cukup penting.

  • Pertama, mereka harus peka, bahwa hal-hal yang bersifat fisik itu sangat berpengaruh dalam perkembangan jiwa remaja.
  • Kedua, yang kita tekankan kepadanya adalah bahwa yang akhirnya menjadi kunci keberhasilan dia diterima bukanlah bentuk tubuhnya, melainkan isi hatinya.

Mazmur 119:41,42 berkata, "Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya TUHAN, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu, supaya aku dapat memberi jawab kepada orang yang mencela aku, sebab aku percaya kepada firman-Mu."

Konsep diri yang benar bagi anak-anak remaja itu penting sekali. Dan konsep yang benar itu berasal dari pengenalan yang benar akan siapa Tuhannya. Tuhan adalah Tuhan yang mendatangkan kita atau mendatangi kita dengan kebaikan-Nya. Tuhan yang mengasihi kita dan menciptakan kita. Jadi, konsep diri itu jangan sampai berkisar dari firman Tuhan sehingga dikatakan aku bisa memberi jawab kepada orang yang mencela aku. Pada masa remaja, saya kira banyak celaan-celaan terhadap diri sendiri, ia harus percaya pada yang firman Tuhan katakan.


http://www.telaga.org/ringkasan.php?perkembangan_remaja_1.htm


Pisol Iswahyudi

106013000310